Rabu, 26 Mei 2010

KEWARGANEGARAAN

Energi Positif Dari Jejak Asing di Masa Silam

Ada apa dengan masa lalu. Banyak yang Kelam!!!! 350 tahun dijajah Belanda, itu memalukan!!! Dijajah jepang mesti sebentar, menyakitkan!! Kenangan buruknya selalu membayang. Belum lagi krhadiran bangsa – bangsa asing lainnya pada suatu masa, ketika kita belum berujud sebagai bangsa. Jejak masa silam, sering dipersepsi negatif.

Padahal, sejarah, sekelam apapun, dimana ada korban dan sisa sakit yang tak terperi, selalu menjejakan hikmah. Bagaimana menelusuri rangkaian hikamah dari situs sejarah? Gagasan apa yang bisa dieksplorasi, dan bagaimana mengoptimalkan situs – situs itu di amsa kini?? Hal – hal semacam itu, sudah saatnya di sikapi secara logis-visioner, tidak secara melankolis.

Kebesaran sebuah bangsa takkan bekurang, dengan membuka tabir masa lalu, asal ada keseriusan menghadirkannya dari sudut pandang positif.

Ada sejumlah kreatifitas yang bisa dibangun dengan mendayagunakan jejak – jejak silam. Tak sekadar menjadikan sekedar wista dan klangenan akan masa silam, Pada jejeak – jejak masa lalu ketika masih berujud nusa-antara, dan penjajahan membekaskan kuasnya, perlu sikap mental baru; kekuatan positif apa yang dikedepankan dari sana.

Belanda misalnya, menjadi pekabar yang baik akan kekayaan nusa-antara, baik material (berupa kekayaan alam dari rempah hingga tambang), maupun seni-budaya. Relasi masa lalu ini, kerap masih efektif dalam membangun relasi – relasi baru. Inisiatif Indonesia, perlu dikedepankan, sehingga tidak sekedar menjadi obyek dan penerima gagasan – gagasan dari luar. Narasi besar budaya nusantara, juga masih relative memiliki greget, meski sebagai berada di ranah akademik atau komunitas tertentu.

Masa lalu nusantara bukan hanya berwajah imperialisme. Ada sejarah perdagangan, sseperti India (Gujarat) atau cina; juga penyebaran agama. Menimbang jejak – jjejak itu secara positif dan merangkai gagasan darinya, bisa menjadi alternative pendayagunaannyasebagai perangsang daya cipta.

Perlu sebuah stategi kebudayaan, di mana segenap pemangku budaya (nasional) ‘sadar posisi’, ‘sadar potensi’ dan termotivasi untuk menggerakkan energi positif. Modal berupa jejak sejarah pun, ketika dikelola dengan strategi dan visi yang kuat, tentu bisa berday guna dan berdaya ubah demi Indonesia yang lebih baik.

0 Comments:

 
hanny herdiani © 2008 ♥ Template by B.K