Rabu, 26 Mei 2010

tulisan kewarganegaraan

Kekuatan Dahsyat Senyum

Senyum, ungkapan hti yang tidak bisa dirakayasa. Saat bibir tersenyum namun hati sedang kesal dan gundah, senyum pun terasa hambar. Ketika senyum mengembang sebagai visualisasi hatyi yang ikhlas.ia akan diterima oleh hati penerima senyuman itu.
Senyum adalah salah satu bahasa yang indah dan berlaku dimana – mana selain bahasa gaul atau pun bahasa tarzan.
Sebetulnya senyum itu sangat murah, dan gratis! Tapi mengapa banyak orang yang malas memberikannya? Padahal kata para ahli, senyum itu bisa mengendurkan ratusan urat syaraf pada wajah kita. Senyum itu menyehatkan. Wajah kusut dan tidak bersahabat, biasanya dimiliki oleh orang yang pelit senyuman. Setiap orang punya bibir, tapi tidak setiap orang bisa dan biasa tersenyum. Sesungguhnya senyum memiliki dampak yang beragam dan bisa jadi luar biasa.
Seorang teman yang biasanya tersenyum, tiba – tiba saja senyuman tidak tampak lagi di bibirnya. Tentu kita akan bertanya – Tanya, ada apa? Ada senyuman yanh bisa mengiris hati. Inilah senyuman sinis. Ada pula senyuman yang membuat orang yang melihatnya menjadi mabuk kepayang, bahkan sampai terjerumus ke lemah maksiat. Inilah senyuman pemikat yang ditebar insane penggoda. Senyum sejenis ini, membawa bencana karena bisa menyebabkan orang melanggar larangan Allah SWT. Ada juga senyum yang membuat hati kita bergetar melihatnya. Itulah senyum ketabahan dan ketegaran dari seorang hamba yang ikhlas menerima ujian Allah SWT baik berupa bencana maupun kepahitan hidup.
Tersenyum pun membuat kita awet muda. Dengan senyum, orang bisa menghadapi masalah hidup dengan lapang dada, selalu bergembira. Masalah tidak dipandang beban, tak perlu ditangisi dan diratapi. Ia melahirkan senyum optimis.
Pasangan suami-istri yang pandai memilihara senyum dibibirnya, akan melekatkan keduanya sampai ke liang kubur, karena kekuatan senyum memiliki daya tarik dan bukan daya pisah.
Budayakan dan tebarkan senyuman yang dihiasi dengan keikhlasan, ketulusan dan rasa kasih saying. Jangan ragu-ragu dan sungkan untuk mau menerima dan memberikan senyuman kepada saudara – saudara kita.
Rasullulah senantiasa tersenyum dan ini sangat menyenangkan bagi siapapun yang menatapnya. Senyum adalah sedekah, senyuman yang tulus memiliki daya sentuh yang dalam ke dalam lubuk hati siapapun; senyum itu nikmat Allah yang besar bagi manusia yanh mencintai kebaikan. Senyum tak dimiliki orang-orang keji, sombong, angkuh dan busuk hati.
Senyuman tulus Anda ibarat setetes embun di padang gersang atau cahaya lilin di kegelapan, selalu menyenangkan bagi yang memandangnya. Tidak sulit memahami makni pepatah ini. Posisikan diri anda sebagai orang yang mendapat senyuman. Meski saat itu Anda tidak membalasnya, hati Anda pasti merasa gembira.
Tekatkan hati untuk selalu tersenyum pada siapa saja. Berdirilah di depan cermin, yakinkan diri kalau anda tampak lebih cantik tersenyum. Di pagi sebelum melangkah keluar rumah, berdirilah dan tarik dagu Anda, sambil menarik napas dalam – dalam, lalu lepaskan napas perlahan sambil membentangkan kedua tangan. Kemudian tersenyumlah. Katakana, “Mulai hari ini aku akan selalu berusaha tersenyum.” Suatu saat ketika kita tidak memiliki tahu harus memberikan apa kepada seseorang, atai ketika kita tidak memiliki apapun yang dapat kita bagikan, kita tahu kita masih punya senyuman. Selamat menjalani hari penuh makna.

KEWARGANEGARAAN

Energi Positif Dari Jejak Asing di Masa Silam

Ada apa dengan masa lalu. Banyak yang Kelam!!!! 350 tahun dijajah Belanda, itu memalukan!!! Dijajah jepang mesti sebentar, menyakitkan!! Kenangan buruknya selalu membayang. Belum lagi krhadiran bangsa – bangsa asing lainnya pada suatu masa, ketika kita belum berujud sebagai bangsa. Jejak masa silam, sering dipersepsi negatif.

Padahal, sejarah, sekelam apapun, dimana ada korban dan sisa sakit yang tak terperi, selalu menjejakan hikmah. Bagaimana menelusuri rangkaian hikamah dari situs sejarah? Gagasan apa yang bisa dieksplorasi, dan bagaimana mengoptimalkan situs – situs itu di amsa kini?? Hal – hal semacam itu, sudah saatnya di sikapi secara logis-visioner, tidak secara melankolis.

Kebesaran sebuah bangsa takkan bekurang, dengan membuka tabir masa lalu, asal ada keseriusan menghadirkannya dari sudut pandang positif.

Ada sejumlah kreatifitas yang bisa dibangun dengan mendayagunakan jejak – jejak silam. Tak sekadar menjadikan sekedar wista dan klangenan akan masa silam, Pada jejeak – jejak masa lalu ketika masih berujud nusa-antara, dan penjajahan membekaskan kuasnya, perlu sikap mental baru; kekuatan positif apa yang dikedepankan dari sana.

Belanda misalnya, menjadi pekabar yang baik akan kekayaan nusa-antara, baik material (berupa kekayaan alam dari rempah hingga tambang), maupun seni-budaya. Relasi masa lalu ini, kerap masih efektif dalam membangun relasi – relasi baru. Inisiatif Indonesia, perlu dikedepankan, sehingga tidak sekedar menjadi obyek dan penerima gagasan – gagasan dari luar. Narasi besar budaya nusantara, juga masih relative memiliki greget, meski sebagai berada di ranah akademik atau komunitas tertentu.

Masa lalu nusantara bukan hanya berwajah imperialisme. Ada sejarah perdagangan, sseperti India (Gujarat) atau cina; juga penyebaran agama. Menimbang jejak – jjejak itu secara positif dan merangkai gagasan darinya, bisa menjadi alternative pendayagunaannyasebagai perangsang daya cipta.

Perlu sebuah stategi kebudayaan, di mana segenap pemangku budaya (nasional) ‘sadar posisi’, ‘sadar potensi’ dan termotivasi untuk menggerakkan energi positif. Modal berupa jejak sejarah pun, ketika dikelola dengan strategi dan visi yang kuat, tentu bisa berday guna dan berdaya ubah demi Indonesia yang lebih baik.

 
hanny herdiani © 2008 ♥ Template by B.K